Tanaman cabai yang terserang virus ini
menunjukkan gejala: daun menguning cerah/pucat, daun keriting (curl),
daun kecil-kecil, tanaman kerdil, bunga rontok, tanaman tinggal ranting dan
batang saja, kemudian mati, Infeksi virus pada awal pertumbuhan tanaman
menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan tidak menghasilkan bunga dan buah.
Gejala kuning dapat dilihat dari kejauhan.
Virus ditularkan oleh kutu putih atau kutu kebul (Bemisia tabaci)
secara persisten yang berarti selama hidupnya virus terkandung di
dalam tubuh kutu tersebut . Virus tidak ditularkan lewat biji dan
juga tidak ditularkan lewat kontak langsung antar tanaman.
Pengendalian penyakit yang dianjurkan adalah
dengan me-nerapkan Manaje-men Kesehatan Ta-naman, artinya ta-naman harus dikelola
agar selalu tetap sehat, karena tanaman yang sehat akan lebih tahan terhadap
infeksi virus. Pengendalian penyakit meliputi:
(1) Pengolahan
tanah dan pemupukan berimbang,
(2) Penggunaan bibit sehat, yaitu:
(a)
pengerudungan persemaian menggunakan kain kasa/kelambu;
(b) tempat persemaian
yang terisolasi jauh dari lahan yang terserang penyakit;
(c) semai dilindungi
dengan pestisida nabati seperti nimba, ekstrak tembakau, dsb;
(d) perlindungan
dengan pestisida kimiawi dapat dilakukan secara bijaksana,
(3) Sanitasi
lingkungan di sekitar pertanaman cabai termasuk menghilangkan gulma dan
eradikasi tanaman sakit sejak awal pertumbuhan,
(4) Mengatur waktu tanam agar
tidak bersamaan dengan tingginya populasi serangga penular, jarak tanam yang
tidak terlalu rapat, dan pergiliran tanaman dengan tanaman yang bukan inang
dari virus maupun serangga,
(5) Pengendalian dengan insektisida kimiawi secara
bijaksana, misalnya yang berbahan aktif imidacloprid, penyemprotan kutu
putih sebaiknya dilakukan pada pagi hari antara jam 06:00-10.00
(6) Tanaman
tahan atau toleran terhadap virus maupun serangga penular.
Sumber Teknologi : - faperta.ugm.ac.id/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar